Resume Kajian Adab Satnight September 2020: Hadits Arbain ke-15 (Berkata Baik. Memuliakan Tamu & Tetangga)

Belajar soal hadis Arba’in ke-15, bahwa disini menerangkan tentang berkata baik, memuliakan tamu dan tetangga. Yaitu kita bisa memulainya dengan berkata yang baik atau perkataan yang benar lalu menghormati atau memuliakan tetangga kita. Dari Abu Hurairah, Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَه، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia menghormati tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia menghormati tamunya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis ini mengajarkan pada dua hal, yaitu mengucapkan kata-kata yang baik atau diam dan menghormati tetangga. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ ، وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ

“Tidaklah iman seseorang itu lurus sampai hatinya lurus. Dan tidaklah hatinya lurus sampai lisannya lurus.” (HR. Ahmad)

Ketika kita sebagai orang tua untuk menciptakan generasi yang berkualitas, maka Allah berpesan kepada orang tua untuk berkata baik kepada anak-anaknya. “Dan hendaklah khawatir, sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah imannya, lemah ilmunya juga lemah fisiknya”. Maksudnya mereka mengajarkan hal-hal yang baik dengan perkataan baik.

Dalam surat Al Ahzab : 70-71 “wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, hendaklah kalian berkata kepada perkataan yang benar, yang lurus, jangan berbelok-belok jangan berdusta. Jika kamu sudah berkata baik, maka kamu akan kujadikan baik dan Aku akan mengampuni dosa-dosa kalian”. Dalam beberapa yang sudah disampaikan, ini berarti menyampaikan bahwa kejujuran itu sebenarnya mengantarkan kepada kebaikan. Perkataan yang baik menciptakan kebaikan. Dan tentu semua itu akan mengantarkan ke surga. Oleh karena itu, biasakanlah kita berkata yang baik, benar dan jujur seperti yang disampaikan oleh Nabi bahwa berkata yang baik merupakan salah satu bukti sebagai bertakwa kepada Allah.

Berbuat baik mengajarkan kita untuk tetap berbuat baik kepada seseorang yang berbuat buruk kepada kita. Hal ini disampaikan bahwa Allah meminta kita untuk tetap berbuat baik kepada orang tua kita. Selain itu kita juga diminta untuk berbuat baik kepada kerabat-kerabat orang tua kita dan berikutnya berbuat baik kepada anak-anak yatim yaitu dengan memberi sedekah atau menyantuni mereka dan selanjutnya yaitu, berbuat baik kepada orang yang miskin. Dan yang terakhir yaitu berbuat baik kepada tetangga, yaitu dengan memuliakan mereka. Tidak pilih kasih dan tetap menghormati siapa mereka. Meskipun tetangga kita tidak seaqidah, namun kita harus tetap memuliakan mereka. Karena mereka memiliki hak untuk mendapatkan kemuliaan yaitu sebagai tetangga.

Dalam hal ini dijelaskan persoalan tentang menghormati tetangga. Tetangga yang dimaksud adalah tetangga yang memiliki kekerabatan dengan kita. Tetangga yang jauh adalah yang tidak memiliki hubungan kekerabatan. Kita semuanya diperintahkan untuk menghormati dan berbuat baik kepada mereka. Makanya para ulama membagi tetangga itu dalam tiga kategori. Pertama adalah tetangga yang kerabat dan muslim. Jadi dia tetangga, dia adalah kerabat kita, dia juga seorang muslim. Maka -kata mereka- tentang yang seperti mempunyai tiga punya hak. Punya hak tetangga, punya hak sebagai kerabat dan punya hak sebagai seorang muslim. Kita harus ditunaikan tiga hak mereka ini. Kedua adalah tetangga yang muslim tapi bukan kerabat. Maka dia punya dua hak. Yaitu hak sebagai tetangga dan hak sebagai seorang muslim. Ketiga adalah tetangga yang bukan kerabat juga bukan muslim. Bisa jadi sebagian kita diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan tinggal bersama orang-orang yang non muslim. Maka Islam mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada mereka. Jangan sampai mereka tersakiti oleh kita, jangan sampai kita menjadi penghalang dari hidayah yang menyapa mereka. Islam memerintahkan kita untuk berbuat baik pada tetangga meskipun dia adalah seorang non muslim. Hak dia hanya satu, yaitu hak tetangga. Tapi hak tetangga itu penting.

Memuliakan tetangga bisa melakukan sebagaimana saran dari Imam Al-Ghazali berikut ini, yaitu satu, memulai mengucapkan salam pada tetangga. Menjenguk tetangga yang sakit. Melayat (ta’ziyah) ketika tetangga mendapatkan musibah. Mengucapkan selamat pada tetangga jika mereka mendapati kebahagiaan. Berserikat dengan mereka dalam kebahagiaan dan saat mendapatkan nikmat. Meminta maaf jika berbuat salah. Berusaha menundukkan pandangan untuk tidak memandangi istri tetangga yang bukan mahram. Menjaga rumah tetangga jika ia pergi. Berusaha bersikap baik dan lemah lembut pada anak tetangga. Berusaha mengajarkan perkara agama atau dunia yang tetangga tidak ketahui.

Apakah ada yang tahu mengapa kita perlu memuliakan tetangga kita? Begitu banyak fadillah soal memuliakan tetangga. Salah satunya ucapan atau lisan mereka ketika bertamu. Kita pun bisa meminta doa pada mereka. Karena sesungguhnya kita tidak tahu dari lisan mana Allah mengabulkan doa kita. Seperti yang diperintahkan Rasullullah tentang betapa mulianya tamu kita, bahwa tamu itu membawa rahmat dan barakah. Oleh karena itu kawan.. yuk mulai sekarang belajarlah memuliakan tamu dan jangan lupa tetap berkata baik, benar dan jujur kepada siapapun, karena tentu perbuatan baik juga akan menghasilkan baik pada diri kita.

Narasumber

Ustad Jufri Ubaid, S.Ag

chevron_left
chevron_right