Resume Kajian MADANI 28 Desember 2019: Mu’adz ibn Jabal, Cendikiawan Pakar Halal dan Haram

Muadz bin Jabal bin Amr bin Aus, adalah salah satu sahabat nabi, seorang pemuda Anshar teladan, termasuk golongan Anshar yang pertama masuk Islam dan turut serta dalam baiatul Aqabah dua. Muadz dilahirkan di Madinah Kepandaian dan kepahamannya dalam ilmu agama diakui oleh Rasulullah SAW dan banyak sahabat, Rasulullah SAW menyebutnya sahabat yang mengerti dalam masalah halal dan haram. Bin Aus adalah kaum yang disegani.

Muadz bin Jabal termasuk sahabat Assabiqunal awwaIun atau orang yang pertama kali masuk Islam. Ia memeluk Islam pada usia 18 tahun dan meninggal usia 33 tahun. Muadz bin Jabal juga dikenal sebagai duta besar Islam yang pertama kali dikirimkan Rasulullah SAW. Ini menunjukkan bahwa usia muda bukan halangan untuk mendekatkan diri kepada agamanya. Bahkan diantara orang yang mendapatkan naungan adalah pemuda yang hatinya dekat dengan masjid. Ia mempunyai keistimewaan sebagai seorang yang sangat pintar dan berdedikasi tinggi.

Allah mengaruniakan kepadanya kepandaian berbahasa serta tutur kata yang indah, Muadz termasuk di dalam rombongan yang berjumlah sekitar 72 orang Madinah yang datang berbai’at kepada Rasulullah. Setelah itu Muadz kembali ke Madinah sebagai seorang pendakwah Islam di dalam masyarakat Madinah. Ia berhasil mengislamkan beberapa orang sahabat yang terkemuka, misalnya Amru bin Al-Jamuh.

Muadz bin jabal termasuk pemimpin para faqih dan disebut kanzul ulama atau gudangnya ilmu. Muadz akan dibangkitkan sebagai pemimpin ulama di hari kemudian. Di sisi lain dikenal sebagai sosok pemuda yang penyabar, dermawan, murah hati, lapang dada dan tinggi budi pekertinya.

Tentang keilmuwannya, Umar bin Khatab pernah berkata “Barangsiapa yang ingin bertanya tentang Al-Qur’an hendaknya ia datang kepada Ubay bin Kaab.” Dan barang siapa yang ingin bertanya tentang hukum halal dan haram, hendaknya kepada Mu’adz bin Jabal. ”Dan barang siapa yang ingin bertanya tentang harta, hendaknya ia datang kepadaku. Sesungguhnya Allah menjadikanku tukang penyimpan (baitu lmal).

Muadz bin jabal menjadi orang yang paling paham halal haram, dan beliau sering diminta untuk berfatwa. Selain itu dikenal sebagai cendekiawan dengan wawasannya yang luas dan pemahaman yang mendalam dalam ilmu fikih.

Kepandaian Muadz bin Jabal diakui oleh banyak orang. Rasulullah SAW memuji Muadz bin Jabal, dengan bersabda, “Umatku yang paling tahu akan yang halal dan yang haram ialah Mu’adz bin Jabal.”

Misalnya orang nasrani mengatakan Tuhan ada tiga. Orang-orang musyrikin berkata dan berdoa kepada selain Allah. Dengan sebab lisan mereka masuk neraka.

Masalah halal dan haram harus tegas. Salah satunya dalam toleransi. Lakumdinukumwaliyadin (bagimu agamamu, bagiku agamaku). Misalnya umat muslim dilarang mengucapkan selamat natal. Dilihat dari asal mula sejarah natal bahwa yang lahir tanggal 25 desember adalah dewa matahari. Sedangkan 30 Desember lahirnya dewa janus yang memiliki dua wajah. Umat muslim dilarang mengikuti hari rayanya bahkan mengucapkan dengan lisan.

Rasul tunjukkan pada kalimat “Man tasyabbaha biqaumin fahuwa minhum” من تشبه بقوم فهو منهم  artinya: “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk diantara mereka”.

Nasihat Muadz Bin Jabal.

  1. Muadz bin Jabal berkata tuntutlah ilmu, karena mempelajarinya adalah satu pahala, kebaikan untukmu, mencari ilmu adalah ibadah, saling mengingatkan ilmu terhitung tasbih. Membahas suatu ilmu adalah jihad. Mengajarkan ilmu pada orang lain yang tidak mengetahuinya adalah shadaqah. Mencurahkan tenaga untuk belajar adalah dari ahlinya adalah suatu pendekatan diri kepada Allah SWT.
  2. Bertaqwalah kepada Allah SWT. Dimanapun berada.
chevron_left
chevron_right