Muqaddimah
Kata Nabi, ada 7 golongan yang di hari kiamat mendapat naungan, di saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah, salah satunya adalah pemuda-pemudi yang tumbuh dan berkembang di jalan Allah, yang taat, patuh, dan cinta kepada agama Allah. Karna saat muda adalah masa bergejolaknya syahwat, jadi pemuda pemudi yang istimewa adalah yang mampu berjihan mengalahkan syahwat buruk, yang berlena-lena. Perjalanan hidup itu penuh fitnah dan ujian, jadi banyak-banyak memohon pada Allah. Generasi terbaik adalah generasi Rasul, kemudian generasi setelahnya.
Thalhah ibn Ubaidillah
Thalhah ibn Ubaidillah merupakan salah satu sahabat yang ketika masih hidup sudah dijamin masuk syurga dan diberi gelar Ash-syahid. Salah satu dari 10 sahabat yang disampaikan Nabi Muhammad sebagai para penghuni syurga. Ia termasuk sahabat yang kaya raya. Ia merupakan pedagang yang sukses, namun kesuksesannya tidak menjadikannya budak dunia. Ia jadikan kekayaannya dipersembahkan untuk Allah. Nama panggilan atau kunyahnya adalah Abu Muhammad. Kunyah merupakan tradisi bangsa Arab, yaitu nama panggilan yang biasanya diturunkan dari bapak ke anaknya.
Pada awalnya, ia bukan golongan orang yang percaya Rasullullah. Namun saat perjalanan bisnisnya ke Pasar Basrah, ia ditanya oleh pendeta akan kemunculan Ahmad bin Abdullah bin Abdul Mutalib di Makkah (yang di kitab-kitab sebelumnya sudah dikabarkan tentang kehadiran Ahmad yaitu Nabi Muhammad dengan sifat-sifatnya). Pendeta berpesan untuk jangan sampai ada orang yang mendahului untuk beriman kepada Nabi Muhammad. Setelah ia pulang ke Makkah, ia segera menemui Rasulullah dan mengucapkan 2 kalimat syahadat.
Setelah bertemu Rasulullah, ia selalu mendampingi Rasulullah berperang dan menjadi prajurit. Ia menjadikan tubuhnya tameng untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar nabi tidak terluka dan tersakiti saat perang. Pada saat Perang Uhud, Thalhah ibn Ubaidillah terkena tebasan sehingga jari jemarinya putus. QS. At Taubah: 23
Ia dijuluki dermawan. Ia pernah membuatkan sumur untuk minum, memberikan hartanya pada perang tabuk, dan lainnya. Maka dari itu, dengan sedekah tidak pernah habis harta kita. Ia terbunuh pada peristiwa perselisihan antara sahabat yang menuntut pembalasan terhadap pembunuhan Utsman ibn Affan. Ia dibunuh oleh Marwan.
Pelajaran
Pelajaran yang dapat diambil adalah semangat jihad yang muncul dari cinta kepada Allah dan Rasulullah. Cinta selalu menghasilkan pengorbanan, bila cinta dengan agama Allah maka berkorbanlah demi mendapat ridhonya Allah. Jihad kita bisa dengan dakwah. Yang paling dekat yaitu jihad melawan hawa nafsu. Kita harus waspada, karena semangat kita bisa dimanipulasi oleh syaiton. Jangan gunakan prinsip hidup sekali ini digunakan untuk jalan hidup yang menyimpang. Melainkan jadikan umur kita ke jalan iman, yaitu jalan dakwah. Usaha ikhtiar dalam mencapai apa yg diinginkan. Dia berbisnis dan bekerja, ia jalankan dengan tawakkal kepada Allah Ta’ala. Semoga kita bisa meneladani Thalhah ibn Ubaidillah.