Resume Spirit of Muharram 2020: Melangitkan Cinta bersama Al-Qur’an

Pada pertemuan sebelumnya, kita telah membahas pemuda shalih dengan pemuda thalih. Ada yang masih ingatkah teman? Apa itu shalih dan apa itu thalih? Yah.. masih berlanjut dengan pembahasan yang pertama, pada kajian SPORA yang kedua ini kita akan mendalami tentang pemuda Rabbani yang berjiwa qur’ani. Disini teman-teman ada yang ingin menjadi salah satu pemuda Rabbani yang berjiwa qurani? Tentu ada dong… oleh karena itu, mari kita simak bersama, bagaimana sih agar kita menjadi salah satu dari pemuda tersebut.

Disebutkan dalam Al Imam Hasan Al Basri bahwa kenikmatan hidup dapat kita rasakan dalam beribadah. Apa saja ibadah yang tersebutkan? Ada 3 hal ibadah yang disebutkan yaitu Shalat, Membaca Al Qur’an dan yang terakhir ialah Dzikir. Namun, pada kajian ini kita akan memperdalami dalam ibadah yang kedua yaitu Membaca Al-Quran. Bagaimana sih kita seharusnya memposisikan Qur’an pada kehidupan kita dalam mencapai cinta dan ridho Allah SWT? Yuk kita simak…….

Sesungguhnya mausia terdahulu di masa Rasulullah dan setelahnya, mereka melihat Al-Quran sebagai risalah dari Tuhan mereka, mereka meyakini bahwa Al Quran yang turun kepada mereka adalah surat dari Tuhan mereka. Yang mana surat sendiri biasanya berisi pesan. Oleh karena ini, mereka mentadabburinya di setiap malam hari pada shalat-shalat mereka dan mencari maknanya di setiap pagi hari. Setelah itu mereka amalkan isi risalah dari Tuhan pada kehidupan mereka. Apakah ada satu dari kalian yang seperti itu? Jika ia, maka berbahagialah. Karena tidak semua insan memiliki kesempatan untuk menikmati hal tersebut pada kehidupan kita. Semoga Allah jadikan kita orang yang tidak pernah tertutup pintunya, kesempatan untuk mengecap nikmatnya kehidupan dengan mendirikan shalat, membaca Al Quran, dan Dzikir.

Ketahuilah bahwa, ketika kita mencintai Allah, Allah tidak akan pernah mengecewakan ataupun menelantarkan orang yang mencintai-Nya apalagi yang tulus mencintai Allah dengan dibuktikannya melalui Al Quran. Seseorang yang bisa mencintai Al Quran dengan tulus, sepenuhnya totalitas merasakan hidupnya dipersembahkan untuk Al Quran maka pasti dia memiliki cinta-Nya Allah. Mendekatkan diri kepada Al Quran dengan hati jiwa, raga, pikiran merupakan salah satu wasilah terbaik untuk menjauhkan diri kita dari gangguan kepribadian, kecemasan maupun tekanan hidup yang berlebihan.

Jadi, jika kita hari ini masih merasa insecure, krisis kepribadian, kembalilah selalu kepada Al quran. Sesungguhnya Al Quran ini adalah hidangan, jamuan dari Allah SWT. Dan barang siapa yang mampu mempelajari satu hal saja dalam Al Quran maka lakukanlah. Karena sesungguhnya rumah yang kosong dari kebaikan adalah yang tidak ada di dalamnya Al Quran, maksudnya disini tidak pernah ada lantunan ayat suci di dalam rumah tersebut. Kata Abdullah bin Masud, sesungguhnya rumah yang tidak ada kitabullah yang dibacakan, seakan-akan rumah yang hancur, roboh, tidak ada lagi yang bisa memakmurkan dan memperbaikinya lagi. Jadi perasaan was-was, insecure, cemas yang berlebihan itu datangnya dari syaitan. Coba kita instropeksi apakah itu sedang terjadi pada diri kita sekarang? Bisa jadi saat ini kita sudah terlalu jauh dari Allah SWT, dari pesan-pesan cintaNya Allah yang tertulis dalam Al-Quran.

Tidak hanya kenikmatan yang didapat, ada salah satu kemuliaan dari Al Quran yaitu Syifa(obat). Dijelaskan pada surat Al Isra:82 “dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. Dalam mempelajari Al Quran ada 2 kemungkinan: semakin dekat ataupun semakin jauh dengan Al Quran. Maksud semakin jauh disini ialah orang yang hanya membaca setengah-setengah dan memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi duniawi semata. Sesungguhnya, Allah akan menyempurnakan syifa dan rahmat-Nya kepada mereka yang memang membaca, mempelajari, menghafal, mengamalkan, dan mengajarkannya dengan niat yang ikhlas, metode yang benar, dengan mengikuti ajaran yang benar dari Rasulullah.

Selain sebagai syifa, terdapat kemuliaan yang kedua dalam Al Quran yaitu Al Quran sebagai ruh dan nur kehidupan kita, jiwa dan cahaya. Seseorang yang selalu dekat dengan  Al Quran, tidak akan pernah kehabisan energi dalam hidupnya, misalnya beramal, berbuat baik dan mengajak kebaikan. Orang yang senantiasa senang dan dekat dengan Al Quran maka Allah akan berikan nur kepada kehidupan mereka, cahaya yang memancar terhadap kehidupannya.

Kemuliaan yang ketiga dalam Al Quran yaitu, AL Quran sebagai Dzikir. Yang mana sebagai peringatan maupun syaraf(kemuliaan). Terdapat 6 kemuliaan yang tersebutkan dari awal yaitu Syifa, Rahmat, Ruh, Nur, Peringatan dan Syaraf. 6 kemuliaan ini tidak hanya berlaku untuk mereka yang hidup di dunia, berlaku untuk mereka yang di akhirat.

Interaksi kita sebagai pemuda dan pemudi, ada 3 tipe pemuda pemudi yang mengaku cinta Al Quran:

  1. Cintanya cuma semalam, mendekat kepada Al Quran kalau ada mau materi dunia saja.
  2. Cintanya renggang-erat-renggang-erat. Ghosting. Hubungannya tidak jelas, tapi dia punya komitmen dengan Al Quran. Masih belum bisa memprioritaskan akhirat daripada dunianya.
  3. Yang terbaik adalah mereka yg memang cintanya sehidup semati dengan Al Quran. Yg shalatnya diisi dengan hafalan, waktu kosongnya digunakan untuk Al Qurannya dihafal dibaca ditadabburi disimak sejarahnya, ilmunya, tafsirnya. Dia dekati para pecinta, guru Al Quran.

Yang terakhir ialah bagaimana sih tips mendapat rahmat Quran nya Allah? Pertama, 6M(Mengimani, membaca, menghafal, memahami, mengamalkan, mengajarkan). Kedua, tidak menganiaya/mencari keuntungan pribadi. Ketiga, mencari guru yang mutqin(mengerti dakwah, benar-benar menyampaikan risalah Al Quran apa adanya). Keempat, berdoa, mensucikan diri. beristighfar, memperbanyak shalawat, berdzikir karena Allah. Kelima, istiqomah. Istiqomah adalah amalan hati. Amalan raga tidak akan pernah terlihat benar kalau kita tidak pernah membenarkan hati kita. Dan yang keenam, berlomba-lomba dalam kebaikan.

Setelah kita pelajari semuanya, kita bisa mengawali dalam pengaplikasian Al Quran dalam kehidupan kita, bagaimana caranya? Kita bisa menilai diri kita dengan apakah kita termasuk orang-orang yang memahami arab? Jika belum, maka mulailah bertanya, membaca siroh, dari sana kita bisa menemukan kepribadian kehidupan mereka(nabi2). Banyak hal yang yang sebenarnya bisa kita pelajari jika kita benar-benar mencintai dan menjadikan Al Quran sebagai pedoman kehidupan kita. Yang tidak hanya merasakan kenikmatan duniawi, tetapi Allah juga akan menjamin kehidupan kita di akhirat. Demikianlah singkat pembahasan dari kajian SPORA kedua, semoga bermanfaat dan semoga dengan ini menjadikan ilmu kita bertambah dan semakin cinta kepada Quran. Semoga kita bisa menjadi salah satu pemuda Rabbani yang berjiwa Qurani. Aamiin yaa rabbal alamiinnn…………………………………..

Narasumber

Ustad Muhammad Saihul Basyir, Lc

chevron_left
chevron_right