LA singkatan dari Leadership Adventure merupakan salah satu program kerja (proker) dari BPH yang kegiatannya dilakukan secara rutin setiap satu tahun sekali pada akhir tahun. Tujuan dari diadakannya LA antara lain untuk membekali anggota RISMA tentang leadership, teamwork, dan mempererat ukhuwah antar anggota. Kegiatan dilaksanakan selama dua hari satu malam, pada hari Sabtu-Ahad, 29-30 Desember 2018 di Lentera Camp Trawas, Mojokerto. Tidak hanya diikuti oleh anggota RISMA, kegiatan terbuka untuk umum. Peserta yang mengikuti berjumlah 37 orang.
LA kali ini mengusung tema “Jadi Pemuda Berkualitas”. Kegiatan diawali dengan pemaparan materi tentang leadership dan manajemen organisasi dakwah pada hari pertama dan outbond pada hari kedua. Kegiatan berlangsung secara tertib dengan dipandu oleh beberapa trainer berpengalaman dari Cartenz HRD Group, yaitu ada Afan Kurniawan, Didik Mandrasi, dan Agil Febrianto.
Pada hari pertama, Didik Mandrasi, trainer Cartenz HRD Group memaparkan materi tentang “Leadership”. Didik membuka topik ringan pada awal penyampaiannya lalu dilanjutkan dengan game yang diselang-seling dengan materi dan diskusi. Game pertama yakni tentang strategi. Dua orang diharuskan berpasangan untuk melakukan game ini. Lalu, mulai berhitung secara bergantian dari angka 1 s.d. 20, boleh lompat angka maksimal tiga angka namun tetap urut. Pemenangnya adalah salah satu yang berhasil menutup game, yaitu yang menyebutkan angka 20. Dari game tersebut peserta dapat belajar tentang strategi dalam game.
Materi dilanjutkan kembali setelah game tersebut. Pemaparan materi yang disampaikan Didik adalah tentang kepemimpinan (leadership). Perbedaan antara pimpinan dan pemimpin, yaitu pimpinan adalah boss yang hanya bisa menyuruh bawahannya/anggota kelompoknya, sedangkan pemimpin adalah leader yang memandu dan membersamai bawahannya/anggota kelompoknya. Leader jauh lebih baik daripada boss. Peran leader terdiri atas 4P (perintis, penyelaras, pemberdaya, dan panutan). Keahlian yang wajib dimiliki seorang pemimpin, yaitu tujuan, strategi, komunikasi, motivasi, hubungan, dan kerja sama.
Pemaparan materi tentang leadership selesai, dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang “Teamwork”. Perbedaan antara kelompok dan team, yaitu kelompok terdiri dari anggota yang sama-sama bekerja, sedangkan team terdiri dari anggota yang bekerja sama. Ditengah-tengah pemaparan materi, trainer Afan memberi instruksi untuk membuat empat team, akhwat dua team dan ikhwan dua team. Tujuan dari dibentuknya team adalah untuk diskusi bersama tentang kendala yang ada dalam sebuah team atau komunitas dan trainer memberikan solusi. Dalam pemaparan materi, Didik menjelaskan, “Mindset yang harus kita tanamkan dalam team pada setiap individu, yakni adanya kesalingtergantungan, mandiri, dan tergantung. Kesalingtergantungan artinya ‘aku bisa kerjakan, tetapi aku butuh orang lain’. Mandiri artinya ‘aku bisa kerjakan, dan tidak butuh orang lain’. Tergantung artinya ‘aku tidak bisa kerjakan, dan selalu berharap orang lain yang mengerjakan’. Ketiganya harus ada. Dalam berorganisasi banyak ditemui kendala, salah satunya tipe individu yang berbeda, kita harus memahami karakteristik individu tersebut dan menjalin komunikasi yang baik. Team yang efektif itu memiliki keteraturan dan rasa kebersamaan. Jika ingin membentuk team yang solid harus menyamakan satu tujuan, satu komando, satu hati, dan satu identitas.”
Malam hari ba’da isya, kegiatan dilanjutkan kembali. Mas Bagus alumni RISMA memaparkan materi tentang “Manajemen Organisasi Dakwah”. Organisasi Remaja Masjid merupakan tempat berkumpul individu yang memiliki tujuan sama, selain itu organisasi juga menjadi tempat untuk menyatupadukan potensi. Dalam berorganisasi akan muncul kepemimpinan, kemandirian, tanggung jawab, toleransi, kebersamaan, kepekaan sosial, dan kesabaran. “Tips untuk menjaga ukhuwah dalam organisasi, yakni dengan adanya rasa saling membutuhkan. Rasa saling membutuhkan yang saya maksudkan adalah butuh kesadaran, butuh keikhlasan, butuh keinginan (ketertarikan), butuh kemauan (diikuti tindakan nyata), butuh kedisiplinan (manajemen waktu), dan butuh keterampilan,” terang Mas Bagus. Setelah pemaparan materi selesai, kegiatan pada hari pertama ditutup dengan berkumpul di sekitar api unggun dengan sharing bersama.
Awal kegiatan pada hari kedua (Ahad) adalah salat subuh berjamaah di tanah lapang yang letaknya tidak jauh dari tenda. Salat subuh dilakukan sesuai jadwal waktu setempat. Setelah salat subuh, peserta mengikuti senam bersama dengan trainer yang memimpin gerakan. Kegiatan senam dilakukan tidak lain untuk pemanasan dan peregangan otot agar tidak kaku. Setelah senam bersama, kegiatan selanjutnya adalah jalan-jalan menuju air terjun yang tidak jauh dari Lentera Camp. Pemandangan yang disuguhkan dalam perjalanan menuju air terjun sangatlah indah. Terdapat gunung yang menjulang tinggi dan sawah yang terhampar luas dengan terasering yang menawan, tentunya membuat hati menyerukan rasa syukur akan nikmat keindahan alam sekitar.
Kegiatan selanjutnya setelah jalan-jalan menuju air terjun adalah kegiatan outbond. Kegiatan outbond dilakukan secara terpisah antara ikhwan dan akhwat di tempat yang berbeda. Team akhwat melawan team akhwat dan team ikhwan melawan team ikhwan. Ada tiga game yang dipertandingkan dalam outbond dan hanya ada satu pemenang, yaitu yang mendapat score terbanyak. Tujuan dari diadakannya outbond, yaitu untuk mempererat ukhuwah antar anggota (peserta). Banyak pelajaran yang dapat diambil dari setiap game-nya, yakni belajar tentang mengatur strategi, melaksanakan komando dari leader, kepercayaan, dan kekompakan dalam tim.
Kegiatan LA berjalan lancar sesuai dengan rencana. Terselip harapan dari Ketua RISMA, Angga Kurniawan menuturkan, “Harapan saya setelah mengikuti kegiatan ini teman-teman anggota RISMA dapat meningkat pemahamannya dalam hal leadership dan berorganisasi. Sehingga kedepan bisa lebih tahu tupoksi (tugas pokok fungsi) mereka di setiap lini yang ada pada RISMA, agar dalam menjalankan organisasi lebih efisien.” (Khai)